- TINJAUAN MSDM
- OLIGARKHI PENDIDIKAN TINGGI
- UNIVERSITAS BESTARI
- KASUS IJASAH PALSU MANTAN PRESIDEN JOKOWI MASUKI BABAK BARU
- SAKSI MANGKIR SIDANG GUGATAN PLASMA PT GPI
- HM Yusuf Senen Gugat 24 Miliar, Plasma Siluman Ucap Tenaga Ahli Wapres!
- Cara Repsol Honda Jaga Kepercayaan Diri Marquez
- Kalahkan Federer, Djokovic Juara Wimbledon
- Meski Akui Sudah Sulit Menang, Rossi Belum Mau Menyerah
- Peta Wisata Bandung, Mulai dari Lembang - Ciwidey
TINJAUAN MSDM
STANDAR GANDA DALAMPENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keterangan Gambar : BENAR SEJAK AWAL
Bahaya
standar ganda dalam pengambilan keputusan
Standar ganda dalam pengambilan keputusan adalah menerapkan aturan, prinsip, atau tolok ukur yang berbeda untuk orang atau situasi yang serupa. Ini menciptakan perlakuan yang tidak adil dan membawa banyak dampak negatif bagi individu, organisasi, maupun masyarakat secara luas.
Baca Lainnya :
- Pendidikan Bermutu0
- Admin0
- OLIGARKHI PENDIDIKAN TINGGI0
- OLIGARKHI PENDIDIKAN TINGGI0
- JUAL OBAT ABORSI LEBAK (COD) 0831-1721-3317 || TEMPAT JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 100%ASLI AMANAH 0
Bahaya standar
ganda dalam pengambilan keputusan
1. Merusak
kredibilitas dan kepercayaan
·
Ketika pimpinan atau
pengambil keputusan menerapkan aturan yang berbeda, kepercayaan terhadap mereka
akan terkikis.
· Hal ini dapat menyebabkan demoralisasi dan sinisme, karena orang akan merasa bahwa keputusan didasarkan pada pilih kasih atau preferensi pribadi, bukan pada meritokrasi atau keadilan.
2. Menciptakan
lingkungan kerja yang toksik
·
Di lingkungan kerja,
standar ganda dapat menyebabkan karyawan merasa tidak dihargai, yang mengurangi
motivasi dan produktivitas.
· Jika beberapa karyawan diberi kelonggaran sementara yang lain dikenai hukuman berat untuk pelanggaran yang sama, hal ini akan menimbulkan friksi dan konflik di antara tim.
3. Menghambat
keadilan dan kesetaraan
·
Standar ganda sering
kali muncul dari prasangka, seperti gender, etnis, atau status sosial ekonomi,
yang menyebabkan perlakuan tidak setara.
· Misalnya, seorang karyawan laki-laki mungkin diberikan kenaikan pangkat yang lebih cepat daripada karyawan perempuan dengan kinerja yang sama.
4. Mengaburkan
objektivitas dan rasionalitas
·
Pengambilan keputusan
yang didasarkan pada standar ganda cenderung dipengaruhi oleh bias pribadi,
emosi, dan faktor-faktor tidak relevan lainnya.
· Hal ini membuat keputusan menjadi tidak rasional dan sulit dipertanggungjawabkan secara logis.
5. Mendorong
perilaku tidak etis
·
Ketika pemimpin
menunjukkan bahwa aturan dapat dilanggar demi keuntungan pribadi atau kelompok
tertentu, hal ini mengirimkan pesan bahwa etika adalah hal yang relatif.
· Ini dapat mendorong orang lain untuk juga melakukan kecurangan atau melanggar aturan demi keuntungan diri sendiri, sehingga merusak integritas organisasi.
6. Merusak budaya organisasi
·
Dalam
jangka panjang, standar ganda dapat merusak seluruh budaya perusahaan,
membuatnya berorientasi pada politik internal daripada pada kinerja dan
kolaborasi.
· Ini menciptakan budaya di mana karyawan yang disukai akan diistimewakan, sementara mereka yang tidak disukai akan diabaikan, terlepas dari kontribusi mereka.
7. Menghambat pertumbuhan dan inovasi
·
Lingkungan
yang tidak adil akibat standar ganda membuat karyawan enggan mengambil risiko
atau berinovasi, karena mereka takut perlakuan yang tidak adil atau hukuman.
·
Keputusan
yang buruk akibat bias dapat merusak hasil bisnis dan menghambat pertumbuhan
jangka panjang.








